USD/IDR: Rupiah Memantul dari Terendah Dua Tahun karena Perkiraan Kenaikan 50 BP oleh Bank Indonesia

Pada rapat kebijakan moneter bulan Oktober pada hari Kamis, bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI), menaikkan suku bunga reverse repo 7-hari sebesar 50 bp dari 4,25% menjadi 4,75%, seperti yang diperkirakan secara luas.

Gubernur bank sentral Warjiyo mengatakan dalam pernyataan kebijakan bahwa "Indonesia akan memonitor suplai valas, memperkuat kebijakan untuk menstabilkan rupiah."

Komentar Tambahan

Surplus Transaksi Berjalan 2022 diperkirakan sebesar 0,4-1,2% dari PDB.

Depresiasi rupiah relatif lebih baik dibandingkan mata uang negara lain.

Depresiasi rupiah sejalan dengan penguatan dolar, meningkatnya ketidakpastian dan pengetatan moneter yang agresif oleh beberapa negara.

Dampak kenaikan harga BBM terhadap harga pangan tidak sebesar yang diantisipasi.

Inflasi inti tetap rendah dan terkendali.

Inflasi umum Oktober terlihat di bawah tingkat inflasi September berdasarkan survei.

Inflasi 2022 masih terlihat di atas kisaran target.

Akan melakukan intervensi di pasar valas untuk mencegah imported inflation.

Terus memantau potensi dampak risiko global terhadap kondisi makroekonomi domestik.

Keputusan suku bunga diambil sebagai tindakan front-loaded, pre-emptive, forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang terlalu tinggi.

Dimaksudkan untuk membawa inflasi kembali ke dalam target pada paruh pertama tahun 2023.

Keputusan suku bunga juga bertujuan untuk memastikan rupiah mencerminkan nilai fundamental di tengah penguatan USD.

Reaksi pasar

Atas keputusan suku bunga yang diharapkan oleh bank sentral Indonesia, Rupiah Indonesia (IDR) rebound terhadap mata uang Amerika Serikat (AS), mendorong USD/IDR dari level tertinggi dua tahun di 15.587,50. Pada waktu ulasan, spot diperdagangkan 0,47% lebih tinggi di 15.567,50.