WTI Jatuh ke $79,30 di Tengah Penurunan Bersejarah dalam Stok Minyak Mentah AS
- WTI menghadapi beberapa tekanan jual dan turun tipis ke $79,35.
- EIA melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS mencatat penurunan terbesar sejak tahun 1982.
- Penurunan peringkat kredit pemerintah oleh Fitch memicu koreksi harga WTI
- Data tenaga kerja swasta ADP lebih kuat dari yang diprakirakan.
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar angka $79,35 sejauh ini pada hari Kamis. Harga WTI menghadapi beberapa tekanan jual dan terkoreksi lebih rendah dari $82,12, tertinggi sejak 14 April, karena persediaan minyak mentah AS mencatat penurunan terbesar sejak 1982.
Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah turun 17 juta barel, penurunan paling tajam sejak pencatatan dimulai pada tahun 1982. Peningkatan operasional kilang dan ekspor minyak mentah yang kuat memicu penurunan ini. Sementara itu, American Petroleum Institute mengindikasikan pada hari Selasa bahwa stok minyak mentah AS turun sekitar 15,4 juta barel pada pekan yang berakhir tanggal 28 Juli setelah naik 1.319 juta barel pada pekan sebelumnya. Para analis memperkirakan penurunan sebesar 1,37 juta barel.
Penurunan peringkat kredit pemerintah oleh lembaga pemeringkat terkemuka memicu koreksi harga WTI. Fitch menurunkan peringkat utang jangka panjang mata uang asing AS dari AAA menjadi AA+. Perusahaan pemeringkat terkemuka ini mengutip prakiraan penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan dan beban utang pemerintah yang tinggi sebagai alasan utama tindakan drastis ini.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada hari Rabu malam bahwa surat-surat berharga negara tetap merupakan aset yang paling aman dan likuid di dunia dan bahwa ekonomi AS secara fundamental kuat, demikian Reuters. Selain itu, Penasihat Ekonomi Gedung Putih (WH) Jared Bernstein menyatakan keyakinannya pada pemerintah AS dan Kongres untuk menghindari gagal bayar, dan utang US Treasury tetap menjadi yang paling aman di dunia, demikian dikutip dari Reuters. Berita ini meningkatkan kekhawatiran seputar krisis plafon utang AS dan membatasi kenaikan harga WTI.
Selain itu, data ketenagakerjaan swasta ADP lebih kuat dari yang diharapkan. Jumlah orang yang dipekerjakan di sektor swasta AS naik 324 ribu, di atas estimasi 189 ribu dan lebih rendah dari revisi pembacaan 455 ribu di bulan Juni. Angka ini berada di atas rata-rata 12 bulan, dan investor berspekulasi tentang sikap Federal Reserve (Fed) yang lebih agresif, sehingga menekan harga WTI. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Selanjutnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, akan mengadakan pertemuan pada hari Jumat. Perkembangan dari acara ini dapat memberikan arah yang jelas pada harga WTI. Para pedagang minyak juga akan mengambil isyarat dari data Nonfarm Payrolls AS. Perekonomian AS diperkirakan telah menciptakan 180.000 lapangan pekerjaan.