Back

USD/IDR Telah Memantul dari Support di 15.500 dan Bergerak ke 15.550

  • USD/IDR menjauhi level support di 15.500 pada perdagangan kemarin, kini berada di 15.550.
  • Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan suku bunga di 6%, program makan siang gratis Prabowo menjadi sorotan jelang pelantikannya.
  • Data Penjualan Ritel AS dan sejumlah data AS lainnya akan dicermati oleh para pedagang malam ini.

Pada perdagangan kemarin pasangan mata uang USD/IDR telah memantul ke atas setelah menyentuh level support di 15.500 yang bertepatan dengan Simple Moving Average (SMA) 50 periode pada grafik harian, kemudian ditutup di 15.578. Kini, pasangan mata uang tersebut tengah melayang lebih rendah lagi di sekitar 15.550.

Kemarin, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 6%, seperti yang diprakirakan. BI juga mempertahankan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. BI meyakini bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia tetap tumbuh baik dan perlu terus didorong agar lebih tinggi. Pertumbuhan perekonomian pada triwulan III 2024 didukung oleh permintaan domestik. BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, kurs Rupiah, dan pertumbuhan ekonomi. 

Presiden Republik Indonesia (RI) dan Wakilnya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, akan segera mulai menjabat secara resmi pada tanggal 20 Oktober. Program makan siang gratis yang diajukan Prabowo semakin menjadi sorotan bagi para investor dan lembaga pemeringkat, yang mengkritik bagaimana upaya tersebut dapat didanai tanpa merusak reputasi Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Namun, Prabowo meyakini bahwa program ini akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi, karena dapat menambah lapangan pekerjaan dan memacu permintaan hasil produk lokal. Ia telah berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan PDB menjadi 8% dari 5% saat ini.

Untuk Dolar AS, mata uang ini masih meneruskan penguatannya, dengan Indeks Dolar AS (DXY) terlihat bergerak di 103,60-an. Pada grafik harian, DXY tampak mendekati Simple Moving Average (SMA) 200 periode yang berada di sisi atas, yang saat ini tercatat di 103,75-an. Namun, Relative Strength Index (RSI) telah memasuki wilayah jenuh beli, sehingga memungkinkan Dolar AS terkoreksi, hingga hal ini dapat membuat para pembeli Rupiah Indonesia berpeluang menyeret pasangan mata uang USD/IDR lebih rendah.

Kemudian di sesi Amerika, para pedagang akan mengawasi data Penjualan Ritel AS untuk bulan September, yang akan dirilis malam ini, bersama dengan data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan AS, Produksi Industri dan Survei Manufaktur The Fed Philadelphia.
 

NZD/USD Bergerak di Atas 0,6050, Kenaikan Tampak Terbatas karena Meredanya Inflasi di Selandia Baru

NZD/USD mematahkan penurunan tiga hari beruntun, diperdagangkan di sekitar 0,6070 selama jam-jam Asia pada hari Kamis. Namun, kenaikan untuk pasangan mata uang AUD/USD dapat dibatasi oleh data terbaru yang menunjukkan bahwa inflasi di Selandia Baru telah melambat ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Hal ini telah meningkatkan kemungkinan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya di bulan November.
আরও পড়ুন Previous

Deputi Gubernur PBOC: Penurunan Suku Bunga Berlaku untuk 90% Hipotek yang Ada

Deputi Gubernur People's Bank of Tiongkok (PBOC) berbicara mengenai beberapa topik mengenai langkah-langkah dukungan yang diterapkan untuk menopang pasar properti.
আরও পড়ুন Next