Harga Batu Bara Merosot, Hentikan Kenaikan Lima Hari Beruntun, Permintaan dari Empat Pengimpor Terbesar Turun
- Harga batu bara Newcastle menghentikan kenaikan lima hari beruntun, turun ke $104,55 per ton.
- India berkomitmen untuk menggandakan kapasitas energi terbarukan, minimal 500 GW.
- Pembelian Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan di Kuartal 1 turun lebih dari 10%.
Harga batu bara ICE Newcastle April 2025 (LQJ25) turun ke $104,55 per ton pada 3 April 2025, melemah 0,43% dalam perdagangan harian setelah sebelumnya ditutup di $105 per ton, yang menghentikan kenaikan dari lima hari perdagangan sebelumnya. Harga batu bara ini telah menembus di bawah indikator Moving Average 9 Hari. Langkah India yang semakin agresif dalam meningkatkan pembangkitan energi dari sumber terbarukan menjadi salah satu faktor yang membebani batu bara.
Dalam konferensi India Energy Week 2025 di New Delhi, Perdana Menteri India, Narendra Modi, kembali menegaskan komitmennya untuk menggandakan kapasitas energi terbarukan, dengan target minimal 500 GW.
Pada 2024, dorongan terhadap energi bersih memungkinkan perusahaan utilitas domestik di beberapa negara besar untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara. Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan—empat pengimpor batu bara terbesar di dunia—mencatat penurunan pembelian lebih dari 10% pada kuartal pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut IEA, permintaan batu bara global diprakirakan akan mencapai puncaknya antara 2024-2027. Penurunan di negara maju kemungkinan besar akan diimbangi oleh pertumbuhan di negara berkembang.
Tiongkok, yang mengonsumsi sepertiga dari total batu bara dunia, menjadi faktor utama dalam transisi ini. Meskipun pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara di negara itu mencapai rekor tertinggi, jumlah izin baru mulai berkurang. Di Asia Tenggara, proposal proyek berbahan bakar fosil juga semakin berkurang, sejalan dengan komitmen negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam untuk mengurangi penggunaan batu bara.