Back

IHSG Naik untuk Kembali Bergerak di Atas Level 7.000 untuk Pertama Kalinya Sejak Awal Februari 2025

  • IHSG naik untuk dua hari berturut-turut, kembali di atas level 7.000.
  • BMRI dan BBRI naik lebih dari 4%, menjadi pendorong indeks INFOBANK15.
  • Emas Antam melanjutkan penurunan, semakin menjauh dari Rp1.900.000.

IHSG berada di 7.063,56 naik 1,20% pada saat berita ini ditulis menuju penutupan hari perdagangan kedua pada pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di 7.003,14 dan terus mempertahankan diri di dekat tertinggi hari 7.076,73 yang diraih di jam-jam awal pembukaan. Level tersebut juga merupakan level tertinggi sejak 6 Februari dan sekaligus tanda kembalinya indeks di atas 7.000 setelah bergerak di bawah level tersebut selama beberapa bulan.

IHSG melanjutkan pemulihan yang mengesankan dari 5.882,60, terendah 2025 yang diraih pada 8 April. Dengan demikian, indeks semakin dekat dengan memulihkan seluruh penurunan tahun ini. Indeks turun 0,22% di tahun berjalan. Agar pemulihan tersebut terealisasi, indeks perlu menembus dan bertahan di atas 7.092,43 yang merupakan pembukaan 2025. Skenario yang bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan jika tidak ada fundamental dan atau berita buruk yang menghantam pasar.

Indeks-indeks saham Indonesia juga melanjutkan kinerja positif kemarin. INFOBANK15 kembali menjadi indeks dengan kinerja paling tinggi dengan naik 2,77% ke tertinggi multi-bulan. Kinerja indeks ini didorong oleh duo saham perbankan BUMN yaitu BMRI yang menunjukkan kenaikan 4,95% dan BBRI yang juga melompat 4,46%.

Absennya Data Ekonomi Indonesia Hingga Akhir Pekan

Tidak akan ada rilis data ekonomi Indonesia hingga akhir pekan. Sehingga pergerakan indeks akan lebih dipengaruhi oleh sentimen dan perkembangan di luar negeri. Yang terbaru, pasar Indonesia tampaknya mengejar optimisme yang ditumbulkan usai perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok selama akhir pekan lalu. Mereka sepakat untuk menurunkan tarif impor satu sama lain, dengan AS akan menurunkan tarif untuk impor dari Tiongkok menjadi 30% dan Tiongkok akan memangkas tarif untuk barang-barang yang diimpor dari AS menjadi 10%. Namun demikian, penurunan tersebut berlangsung selama 90 hari sambil membuat kesepakatan-kesepakatan yang lebih permanen.

Rupiah menguat ke 16.509 terhadap Dolar AS hari ini setelah dibuka di 16.563. Ini tampaknya lebih karena pelemahan Dolar AS. DXY, indeks yang mengukur USD terhadap enam mata uang utama melemah ke 100,59 sebelumnya hari ini. Dalam waktu dekat, DXY akan dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan klaim tunjangan pengangguran, Indeks Harga Produsen (IHP), dan yang paling menonjol Penjualan Ritel AS untuk bulan April, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi Rupiah.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,917% yang naik 0,19% hari ini. Imbal hasil ini melanjutkan kenaikan untuk dua hari berturut-turut meskipun belum bisa melewati tertinggi kemarin. Kenaikan ini mengindikasikan menurunnya minat terhadap obligasi karena investor tampaknya memutarkan uangnya ke aset-aset yang berpotensi memberikan pengembalian dana yang lebih besar di tengah sentimen optimis di pasar saat ini.

Emas Antam Melanjutkan Penurunan di Bawah Rp1.900.000

Emas 1 gram Antam hari ini di 1.866.000, melanjutkan penurunan dari Rp1.886.000. Ini berarti Emas turun Rp20.000 dibandingkan dengan hari kemarin. Emas Antam terus melanjutkan penurunan dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di atas Rp2.000.000 yang diraih bulan lalu. Penurunan Emas Antam mengekor kinerja XAU/USD yang kemarin merosot 2,24 ke area $3.167 di tengah de-eskalasi keriuhan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra dagangnya. Faktor lain yang menghambat kenaikan Emas dan XAU/USD dalah Presiden AS, Donald Trump, mengatakan dia semakin dekat mencapai kesepakatan dengan Iran untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah. Dia juga menambahkan bahwa mungkin akan ada pembicaraan antara Rusia dan Ukraina pada hari Jumat. 

Meskipun tren jangka panjang IHSG adalah bearish karena berada di bawah SMA 200-hari, pemulihan mengesankan indeks dari terendah 2025 membuat SMA menjadi semakin datar, yang melemahkan tren bearish. Selain itu, indeks berada di ambang menguji SMA yang berlokasi di area 7.144 hari ini. Indeks perlu menembus dan tetap di atasnya untuk membalikkan tren bearish saat ini. Namun perlu diingat, upaya tersebut pernah dilakukan indeks pada akhir Januari 2025 dan gagal. 

Dalam kasus IHSG menembus SMA 200-hari, indeks akan menghadapi resistance di 7.530,55 (tertinggi 11 Desember 2024), 7.805,91 (tertinggi 23 Oktober 2024), dan 7.910,55 (tertinggi 2024 yang diraih pada 19 September). 

Namun jika IHSG berbalik arah untuk koreksi, indeks bisa ditopang oleh 6.811,73 (terendah 9 Mei 2025) dan 6.707,38 (titik tembus lower high yang dibuat 13 Maret 2025). Jika kedua level tersebut tidak bisa menahan, indeks berisiko mengekspos terendah 2025 di 5.882,60.

Grafik Harian IHSG

IHSG

USD: Bukti dan Spekulasi Menekan USD – ING

Dolar sedikit melemah terhadap mata uang utama dan tetap ternoda oleh peristiwa di bulan April. Obligasi AS terus diperdagangkan dalam kondisi lemah, dan baik jika dibandingkan dengan suku bunga swap SOFR yang bebas risiko atau bund Jerman, mereka gagal membalikkan sebagian besar pelebaran selisih yang terlihat di bulan April
আরও পড়ুন Previous

EUR/USD Menembus di Bawah 1,12 saat USD Pulih pada Judul Komitmen Perdagangan – Danske Bank

EUR/USD tergelincir di bawah 1,12 saat laporan Bloomberg membantu USD mendapatkan kembali posisi, tetapi kepercayaan terhadap Greenback tetap rapuh menjelang rilis data AS yang kunci, catat para analis Valas Danske Bank
আরও পড়ুন Next